Jumat, 18 Mei 2012

Home » , » SEPATU DAHLAN

SEPATU DAHLAN


 Inilah hari dengan kesedihan tak berkesudahan. Batinku meraung-raung meratapi ketidakberdayaan. Kami bukan orang asing bagi rasa lapar…
Mata berkunang-kunang, keringat bercucuran, lutut gemetaran, telinga mendenging-denging...
Sungguh, aku butuh tidur, sejenak pun bolehlah. Tetapi, aku tahu tidak akan bisa tertidur dengan mudah.

Kehidupan mendidik Dahlan kecil dengan keras.
Baginya, rasa perih karena lapar adalah sahabat baik yang enggan pergi. Luka di kakinya menjadi bukti perjuangan dalam menjalani hidup. Dia harus berjalan puluhan kilometer untuk bersekolah tanpa alas kaki. Sepulang sekolah banyak pekerjaan yang harus dilakoninya demi sesuap tiwul, mulai dari nguli nyeset, nguli nandur sampai melatih tim voli anak-anak juragan tebu.

Dan di usia mudanya, Dahlan sudah banyak merasakan kehilangan. Buku catatan hariannya pun dipenuhi curahan kegalauan hati yang selalu dia alami. Setiap kali terpuruk seringkali dia berkata pada dirinya sendiri, hidup, bagi orang miskin sepertiku, harus dijalani apa adanya. Didikan keras sang Ayah dan kakak-kakak tercintanya serta senyum sang Ibu, selalu bisa membuatnya bertahan dan terus berjuang dalam hidup. Selain itu, di atas segala luka dan kesedihan yang dialaminya dia punya dua cita-cita besar yang membuatnya semakin bekerja keras: sepatu dan sepeda.


Apresiasi untuk Buku
"Sepatu Dahlan"

“Kisah dalam novel ini terinspirasi oleh sebuah kisah nyata. Setiap kisah nyata yang bercerita tentang perjuangan untuk menggapai kehidupan yang lebih baik, selalu menarik untuk dibaca. Kisah di buku ini membangkitkan semangat setiap orang yang membacanya karena berisi pesan moral yang sangat kuat. Salah satunya, setiap orang berhak atas keberhasilan dalam hidupnya. Tidak peduli dia lahir dari keluarga miskin.”
—Andy F. Noya, Host Kick Andy

" Dahlan Iskan adalah contoh nyata seorang Authentic Leader, selalu bersikap dan bertindak apa adanya. Dia mengajar dengan hati dan perbuatan serta mampu mendobrak kekakuan birokrasi yang selama ini membelenggu. Buku ini membuat kita paham akan apa yang membuat sosoknya menjadi demikian istimewa."
—Ary Ginanjar Agustian, Pendiri ESQ Leadership Center

“Selama mengenal Dahlan Iskan, saya menyaksikan sendiri kerendahan hati dan kesederhanaanya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak etos dan ucapan beliau yang di luar kebiasaan pemimpin pada umumnya. Awalnya saya pikir sikapnya yang unik itu memang sudah menjadi etosnya. Namun, setelah membaca buku ini, segalanya terkonfirmasi. Sikap sederhana, rendah hati, keteguhan hati serta kerja kerasnya bukanlah sekadar gebrakan. Melainkan bentuk syukur besarnya terhadap apa yang sudah dicapainya.”
—Putra Nababan, Pemimpin Redaksi Seputar Indonesia

“Ini jenis buku yang bikin candu. Sekali menyibak halaman pertama, saya tak mampu berhenti membalik halaman sampai tamat. Candu itu adalah isi cerita dan cara bercerita kuat. Hikayat manusia-manusia sederhana dengan tekad luar biasa ini membekas dalam hati. Bahwa bagi yang percaya dan berusaha, impian bisa jadi kenyataan yang berlipat-lipat, jauh dari nalar manusiawi kita. Karena Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man jadda wajada.”
—Ahmad Fuadi, penulis novel bestseller Negeri Lima Menara

“Novel yang terinspirasi dari kisah masa kanak-kanak Dahlan Iskan yang hidup dalam kemiskinan ini mengajak kita tidak menyerah oleh keadaan. Seperti yang diungkapkan  oleh sang Ayah pada Dahlan kecil, “Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa.” Sejarah hidup Dahlan Iskan telah membuktikan hal itu. Novel  yang inspiratif!”
—Hernadi Tanzil

“Sebuah paduan harmonis antara materi dan cara penyampaian: memoar seorang tokoh fenomenal yang ditulis dengan penghayatan sastrawi, menjadi novel biografi yang mengalir sekaligus membuka mata hati. Untuk berbagai kepentingan, sosok Dahlan Iskan wajib ditulis dan dibaca.”
—Kurnia Effendi, Pecinta Sastra

“Mungkin kita bosan disuguhi kisah mengenai berbagai tokoh dalam novel-novel ber-genre inspirasi yang too good to be true. Tokoh-tokoh itu selalu kita bayangkan bagai seseorang yang benar-benar hidup di dunia nyata, seperti kita semua. Tetapi setiap kali kita tutup halaman buku, kita sering dibuat kecewa karena ternyata tokoh-tokoh itu tak pernah benar-benar ada. Maka bacalah novel ini: Dengan lihai nan indah, Khrisna Pabhicara membawa kita mengalami berbagai sensasi perasaan-untuk pada gilirannya tercerahkan. Lalu pada saat kita menyelesaikan halaman terakhirnya, ada tokoh nyata yang memang patut kita banggakan dan teladani: Dahlan Iskan.”
—Fahd Djibran, Penulis dan Blogger.


Judul Buku         .:  SEPATU DAHLAN
Pengarang          .:  Khrisna Pabichara
Penerbit             .:  Noura Books
Jumlah Halaman .:  392 Halaman
Harga                .:  Rp. 62.500,-

Buku ini bisa anda dapatkan di Toko kami atau di seluruh cabang Toko Gunung Agung dan TGA Bookstore terdekat di kota anda..... Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Info Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Pengikut

Copyright © 2012 Blog TOKO GUNUNG AGUNG Cabang Kwitang 6 | Bloggerized by Syam

Back to TOP